Dekan FH UMM, Prof. Tongat, bersama K.P.H Suryoadinagoro
Jogja (11/6) - Studi klinis FH UMM pada pertengahan tahun 2024 kali ini memilih Jogja sebagai destinasi utamanya. Selain banyak wisata alam dan belanja, Jogja juga dikenal memiliki warisan budaya dan keluhuran pekertinya. Seperti yang dijumpai dalam kunjungan ke Pura Pakualaman hari ini. Sekitar 500 mahasiswa dan 30 dosen FH UMM berkunjung untuk mempelajari sejarah Pakualaman, Pakualamanat Grond hingga kearifan lokal dan nilai luhur di Pakualaman.
Rombongan studi klinis FH UMM bertolak dari Malang kemarin (10/6) sekira pukul 13.00 siang. Rombonga langsung melakukan perjalanan darat dan tiba di Hotel tempat menginap, Sahid Raya Jogja. Aloita Tour and Travel dipilih menjadi vendor kegiatan studi klinis kali ini. Setelah tiba di tempat menginap, para peserta studi klinis bisa segera beristirahat untuk menyiapkan tenaga guna aktifitas esok paginya.
Suasana Jogja di pagi hari sangat tenang, mengiringi langkah kaki para mahasiswa dan mahasiswi, menuju destinasi utama, yaitu Pura Pakualaman. Di tempat tersebut, para peserta studi klinis sudah disambut oleh Ir. Bayu Dono, M.Sc., yang bergelar K.P.H Suryoadinagoro atau Kanjeng Pangeran Haryo Suryoadinagoro. Beliau merupakan pensiunan Pemprov DIY, yang sekaligus dimanahkan untuk menjaga dan melestarikan Pura Pakualaman.
Tidak sendirian, K.P.H Suryoadinagoro ditemani oleh 2 dosen FIB UGM, yaitu Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum yang bergelar Nyi Mas T. Sestrorukmi dan Dr. Sudibyo M.Hum yang bergelar K.M.T Widyo Hadiprojo atau Kanjeng Mas Tumenggung Widyo Hadiprojo. Ketiganya secara bergantian menceritakan sejarah Pakualaman, Pakualamanat Grond hingga kearifan lokal dan nilai luhur di Pakualaman.
Dalam sambutannya, K.P.H Suryoadinagor menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan FH UMM yang sudah berkenan mempelajari warisan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal di Pakualaman. Sementara itu, K.M.T Widyo Hadiprojo menjelaskan secara singkat sejarah Pakualam 1 hingga 10. Di sesi akhir, Nyi Mas T. Sestrorukmi atau yang lebih familiar dipanggil dengan sebutan Bu Sakti, menyampaikan unen-unen khas berisi pesan moral, terutama bagi generasi muda.
"Ojo ndomblong ojo, omong kosong ojo, kerjo bareng ayo, nyambut gawe bebarengan. Yang artinya jangan hanya melamun, banyak omong tanpa ada kinerja, sebab sudah saatnya saling bekerjasama dan berkolaborasi untuk kerja kerja produktif, membangun bangsa dan negara," Pungkas Sakti.
Setelah mempelajari Pakualaman, mahasiswa dan dosen esok hari akan menuju wisata ikonik, Malioboro dan Pasar Beringharjo. Setelah itu, rombongan kembali ke Malang untuk melanjutkan aktifitas KBM di UMM. (saf/hum)