Tashkent (25/2) - Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh akademisi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dr. Sholahuddin Al-Fatih, SH., MH., dosen Fakultas Hukum UMM, mendapat kehormatan sebagai pembicara di Tashkent State University of Law (TSUL), Uzbekistan dalam sebuah forum internasional bergengsi bertajuk guest dan visiting lecturer.
Acara ini membahas dampak publikasi internasional bagi penulis, institusi, dan negara dalam pemeringkatan global.Dr. Sholahuddin bukan tanpa alasan diundang dalam forum prestisius ini. Ia merupakan Editor in Chief Legality: Jurnal Ilmiah Hukum, satu-satunya jurnal di UMM yang telah terindeks Scopus Q1, kategori tertinggi dalam pemeringkatan jurnal akademik. Kesempatan ini semakin membuktikan bahwa akademisi Indonesia, khususnya yang bersekolah dalam negeri, dapat bersaing dan diakui di tingkat global.
Tak hanya sekadar berbagi ilmu, Dr. Sholahuddin juga menjalin kerja sama akademik dengan TSUL Uzbekistan. Kerja sama ini diharapkan membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen UMM untuk studi atau exchange program di TSUL.
Dalam forum ini, Dr. Sholahuddin menjelaskan bahwa publikasi internasional yang berkualitas memiliki peran penting dalam meningkatkan reputasi akademisi, kampus, hingga negara dalam pemeringkatan dunia. Ia juga berbagi pengalaman mengenai strategi publikasi yang berdampak tinggi, termasuk pentingnya kolaborasi dengan penulis asing. Materi yang ia bawakan merujuk pada prinsip-prinsip hukum konstitusi yang telah ia bahas dalam berbagai forum ilmiah sebelumnya.
"Peserta yang hadir dalam acara ini terdiri dari dosen, mahasiswa pascasarjana, baik secara daring maupun luring, dengan total sekitar 150 peserta. Selain menjadi pembicara utama, saya juga mendapat kesempatan menjadi visiting lecturer di kelas hukum konstitusi dan hukum pemilu, membagikan wawasan tentang sistem konstitusi dan praktik pemilu di Indonesia," jelasnya.
Dr. Sholahuddin Al-Fatih merupakan contoh nyata bahwa lulusan dalam negeri tetap bisa bersaing dan diakui di panggung internasional. Ia menyelesaikan S1 dan S3 di Universitas Brawijaya (UB), serta S2 di Universitas Airlangga (Unair). Meski tidak memiliki gelar dari universitas luar negeri, ia telah beberapa kali diundang sebagai narasumber di berbagai negara. Pada Desember 2024, ia juga diundang sebagai pembicara di Fakulti Undang-Undang dan Hubungan Antar Bangsa, Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia. 2 bulan sebelumnya, tepatnya pada Oktober 2024, ia juga terpilih sebagai peserta Teaching Mobility di Universidade do Minho, Braga, Portugal dengan dana dari Erasmus+.
"Saya diterima dengan sangat baik oleh pihak universitas. Ke depan, kerja sama ini diharapkan dapat mempererat hubungan akademik antara UMM dan TSUL, serta memberikan lebih banyak kesempatan bagi dosen dan mahasiswa UMM untuk mengembangkan karier akademik mereka di luar negeri dan semakin banyak dosen UMM yang mendapatkan kesempatan seperti ini dan diundang menjadi narasumber di kampus-kampus dunia," pungkasnya.
Kehadiran Dr. Sholahuddin di TSUL Uzbekistan menjadi bukti bahwa akademisi Indonesia memiliki kapasitas dan kualitas yang diperhitungkan dalam kancah akademik internasional. Semoga semakin banyak akademisi tanah air yang mengikuti jejaknya dan membawa nama baik Indonesia ke tingkat dunia.