Malang (26/3) – Kepemimpinan itu dilatih dan dipersiapkan, begitu kata para pendahulu. Melihat banyaknya kasus yang sedang menimpa para pemimpin di era sekarang, lahirlah kepedulian dari sekumpulan pengelola zakat yang bernanung di bawah Dompet Dhuafa, sebuah NGO terkemuka di Indonesia.
Kepedulian itu berbenuk beasiswa, melalui asnaf fii sabilillah, dirilislah Beasiswa Aktifis Nusantara (Bakti Nusa) pada tahun 2011 silam. di tahun 2018 ini, Bakti Nusa membuka kesempatan seleksi di Kota Malang. Dialah UB dan UM, dua PTN yang menjadi sasaran Bakti Nusa untuk mencari bibit pemimpin unggul yang berintegrita, cendekia, transformative dan melayani masyarakat.
Tahapan seleski dimulai sejak awal tahun 2018 lalu. Kemudian disusul dengan seleksi wawancara, LGD dan uji publik yang dilangsungkan pada tanggal 23-25 Maret kemarin. Bertempat di Aula Utama Gedung A3 Lt. 2 Universitas Negeri Malang (UM), tahapan seleksi wawancara, LGD dan uji publik digelar.
Dari 3 interviewer, 1 orang diantaranya adalah dosen muda FH UMM, yaitu Sholahuddin Al-Fatih. Fatih, begitu ia biasa dipanggil, merupakan mantan aktifis pergerakan mahasiswa yang juga menduduki beberapa jabatan strategis di BEM dan DPM semasa kuliah dulu. Dengan pengalamannya tersebut, Fatih dipercaya untuk menjadi interviewer seleksi Bakti Nusa.
“Tugas kami cukup berat. Para interviewer diharuskan menemukan bibit kepemimpinan di dalam diri mahasiswa era now. Semoga bisa mendapatkan hasil yang terbaik.” Ujar Fatih
Sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian terhadap masyarakat, Fatih menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Sebanyak 24 mahasiswa yang berasal dari UM dan UB telah mengikuti seleksi wawancara, LGD dan uji publik kemarin. Hasil dari seleksi kemarin akan diumumkan dalam waktu dekat. (saf/hum)