Malang– Guru dalam falsafah Jawa dikenal sebagai sosok yang digugu lan ditiru, artinya orang yang menjadi contoh dan dijadikan panutan. Tak berbeda jauh dengan guru, profesi dosen juga demikian, mengemban amanah untuk bisa menjadi role model bagi para mahasiswa dan lingkungan di sekitarnya.
Namun faktanya, tak sedikit dari sosok guru dan dosen yang gagal menjadi suri tauladan atau uswah hasanah. Hilangnya keteladanan dari profesi guru dan dosen tersebut bisa jadi karena merebaknya virus degradasi moral dan beragam permasalahan sosial lainnya. Untuk mengatasi dampak buruk dari arus degradasi moral, maka dibuuhkan sebuah benteng dan konrol diri yang kuat. Sehingga, perlu rasanya bagi sebuah institusi pendidikan untuk membekali para guru dan dosen mereka dengan sebuah workshop atau seminar tentang penguatan integritas dan pemeliharaan moral, khususnya terkait akhlaqul karimah.
Melihat latar belakang tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai sebuah institusi pendidikan yang telah mencetak generasi terbaik bangsa, membekali para dosen, khususnya para dosen muda dengan nilai-nilai integritas. Bertempat di ruang sidang senat UMM, Sabtu (23/12) lalu, para dosen muda UMM mendapatkan materi mengenai nilai-nilai integritas dari Prof. H.A. Malik Fadjar, M.Sc, anggota Wantimpres RI. Acara yang dimulai pukul 12.00 WIB tersebut berlangsung kondusif, diselingi dengan diskusi santai antara pemateri dengan peserta.
“Nilai-nilai integritas itu perlu. Terlebih kita sebagai dosen ya, kan apa yang kita sampaikan kepada mahasiswa, harusnya sudah kita lakukan. Karena integritas itu selaras antara ucapan dengan perbuatan. Sehingga dengan adanya integritas tersebut, kita benar-benar bisa menjadi dosen yang sekaligus role model bagi mahasiswa.” Tutur Nur Putri, salah satu dosen muda Fakultas Hukum UMM. (saf)