Terindeks Scopus, Jurnal Legality FH UMM Ikhtiarkan Publikasi Berkemajuan

Sabtu, 04 Maret 2023 22:09 WIB

Malang (4/3) -  Ikhtiar melahirkan publikasi berkemajuan dilakukan dengan beragam jalan, salah satunya melalui rekognisi internasional. Legality: Jurnal Ilmiah Hukum yang merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Hukum (FH) UMM, baru saja mendapatkan rekognisi internasional melalui pengindeks Scopus pada 3 Maret 2023 kemarin. Jurnal yang dikelola oleh duo Sholahuddin Al-Fatih, MH., dan Nur Putri Hidayah, MH., tersebut, bisa grow-up berkat pendampingan matang dari LPPI UMM dan support dari para pimpinan di masing-masing bidang.

Capaian membanggakan tersebut tidak lepas dari berbagai upaya FH dalam meningkatkan kualitas. Editor in Chief Legality, Sholahuddin Al Fatih, S.H., M.H. menjelaskan bahwa akreditasi tersebut tidak diraih dalam waktu yang singkat. Pada awal 2019, jurnal tersebut baru mendapatkan indeks Sinta 4. Kemudian membutuhkan dua tahun untuk bisa mencapai Sinta 2 pada 2020. Upaya itu juga diteruskan oleh Fatih dan tim dengan menyiapkan artikel-artikel berkualitas untuk mendapatkan indeks Scopus. Hingga akhirnya mendapatkannya pada awal Maret 2023.

“Jurnal Legality FH UMM ini menjadi jurnal pertama yang mendapatkan akreditasi Scopus di kalangan FH kampus swasta se-Indonesia. Bahkan, di kalangan FH PTMA (sebutan untuk lingkup kampus di bawah naungan Muhammadiyah), belum ada yang terindeks Scopus, ya baru Legality ini. Dan di tingkat Malang Raya, Legality ini jadi yang pertama terindeks Scopus, PTN dan PTS lho ya.” tambahnya menegaskan.

Dosen asal Gresik ini melanjutkan bahwa ada banyak benefit yang didapatkan jika jurnal yang diterbitkan sudah terindeks secara internasional. Misalnya saja terkait isi artikel yang makin banyak dibaca dan dikunjungi karena berada di dalam database jurnal terindeks Scopus.

“Melalui jurnal ini, kami juga ingin mendorong para dosen untuk bisa melahirkan artikel ilmiah yang berkualitas dan mampu menembus jurnal internasional. Hal ini juga sekaligus memberikan jalan bagi mereka untuk bisa mencapai jabatan akademik sebagia guru besar. Apalagi publikasi ini juga menjadi syarat yang seringkali menghalangi para dosen,” katanya.

Terakhir, ia berharap capaian ini juga memotivasi pengurus jurnal lain, utamanya yang ada di Kampus Putih UMM. Dengan begitu, akan makin banyak penelitian berkualitas yang dipublikasi dan meramaikan dunia akademik. Kemudian, penelitian itu juga bisa dilanjutkan menjadi sebuah produk atau metode dalam menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di tengah masyarakat. Efek inilah yang diharapkan memacu, segenap ekosistem ilmiah di UMM dan PTMA pada umumnya, untuk menghasilkan publikasi berkemajuan. (*ri/wil/saf)

Shared: